Selasa, 12 April 2011

Antisipasi Bencana Alam

Antisipasi Bencana Alam

Pertama adalah, gerakan penanaman hutan kembali. Dalam setahun, juta bibit pohon untuk ditanam diseluruh hutan yang rusak diIndonesia ."Program ini bernama Gerakan Reboisasi Lahan Kritis atau GRLK”.
Lalu langkah kedua menurut adalah pengalihan mata pencaharian penduduk di dataran tinggi. Yang semua bertani sayuran dengan membabat hutan diganti bertani ikan dan berternak.
"Kita lakukan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat agar mata pencaharian mereka beralih."
Kemudian yang ketiga, normalisasi sungai. Sungai-sungai banyak yang telah menyempit dan dangkal. Hal ini menyebabkan terjadinya banjir saat meluapnya air sungai.
Langkah keempat adalah relokasi penduduk di wilayah daerah longsor. Hal ini perlu dilakukan agar tak menimbulkan korban jiwa ketika bencana alam terjadi.
Dan yang terakhir, telah membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan pemerintah kota/kabupaten.
Langkah itu penting dilakukan di saat cuaca dan musim tidak menentu, dimana peluang terjadinya musibah alam sulit diprediksi. seperti longsor dan angin kencang, terlebih wilayah Kitamani dengan daerah kemiringannya yang tergolong terjal. upaya menekan korban dari musibah alam terus dilakukan. Di daerah-daerah yang rawan bencana alam, program penyuluhan terkait dengan bencana terus dilakukan, sehingga masyarakat memiliki kewaspadaan jika cuaca kurang mendukung, seperti hujan yang terjadi konstan dalam beberapa jam perlu dilakukan langkah-langkah penyelematan. Beberapa kali sudah diperingatkan, agar jangan tinggal di sebuah kemiringan yang rawan itu.
Saat ini, diperlukan banyak sekali riset terkait bencana alam di Indonesia. Bukan hanya mengenai early warning system dan infrastruktur, tetapi riset tentang pengendalian efek dari bencana alam itu sendiri, agar dapat ditangani secara efektif. Dalam hal ini, negara sebaiknya bekerja sama dengan beberapa instansi terkait seperti lembaga riset dan kampus-kampus (BHMN), untuk mencari solusi lebih jauh mengenai penanganan bencana.

Dengan semakin gencarnya proyek-proyek penelitian dan tugas akhir atau skripsi, kerja sama antara pemerintah dengan lembaga riset dan kampus, diharapkan dapat memperoleh titik temu, solusi-solusi apa sajakah yang diperlukan dalam proses antisipasi bencana. Hal ini tentu saja perlu keseriusan dari pemerintah sendiri, untuk meningkatkan anggaran riset kita yang saat ini masih sangat minim dan terkesan dianaktirikan.

Untuk upaya penanganan sendiri, perlu dilakukan secara lebih terorganisasi. Saat bencana terjadi, tanggap darurat yang dilakukan oleh pemerintah dari daerah sampai pusat harus terkelola secara sistematis. Penetapan status bencana harus cepat dan update. Peran informasi elektronik pun perlu, bukan untuk semakin memperkeruh suasana, tetapi untuk mendistribusikan informasi yang valid pada masyarakat Indonesia mengenai daerah bencana. Dengan terdistribusinya informasi dengan baik dipadukan dengan ajakan untuk membantu masyarakat yang butuh pertolongan, akan dapat mempersempit masalah yang ada. Seperti gerakan sumbangan dan relawan yang diinformasikan secara baik ke semua kampus dan elemen masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar